Selasa, 06 September 2011

Switching Role (Bertukar Peran)

Bagian ke-6 dari tulisan Investment for Housewives

Isu yang cukup hangat dan pasti selalu hangat sejak dikenalnya kemampuan perempuan untuk melakukan multi tugas atau multi tasking adalah banyaknya kaum perempuan yang menempati posisi penting dalam perusahaan-perusahaan saat ini. Hal ini membawa konsekuensi yang gampang-gampang susah dalam keluarga modern.
Seperti telah lama diidentifikasi bahwa naluri laki-laki adalah menguasai kawanannya, dalam hubungan antar manusia itu bisa berarti power atas kelompok atau pengaruh atas keluarganya. Lelaki dikenal memiliki ego yang besar…katanya lho…coba cek di internet deh. Dan peningkatan peran perempuan dalam masyarakat dan dunia bisnis menjadi suatu tantangan bagi ego laki-laki dalam keluarga.
Dalam keluarga modern dewasa ini sudah lazim bahwa pencari nafkah dalam keluarga adalah ayah dan ibu. Bahkan dalam beberapa tahun belakangan ini tidak jarang dijumpai Ibu yang memiliki karir dan pendapatan lebih baik daripada suaminya. Listen dear Mom…actually you bring something different in the workplace. Dan bakat bawaan mereka yang mampu mengerjakan sesuatu secara bersamaan menjadi salah satu kemampuan yang dicari di perusahaan2 dewasa ini. Bahkan menurut beberapa penelitian, perempuan lebih mampu menghadapi stress dengan baik dibandingkan laki-laki.
Keadaan seperti di atas bagi beberapa keluarga dapat membawa pada situasi yang berat, karena diakui atau tidak, pergeseran peran pencari nafkah utama dari laki-laki pada perempuan akan membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu berkaitan dengan ego laki-laki. Oleh karena itu, dear Housewives…anda harus waspada pada gejala-gejala dimana suami anda mulai berulah dan mencari perhatian atau sering mengajak anda bertengkar kadang tanpa alasan yang cukup masuk akal. Itu adalah salah satu dari gejala yang ada.
Salah satu kompromi dari masalah itu adalah memberikan suami anda ruang untuk menjadi Family Financial Manager bagi anda dan andalah yang bertugas sebagai pencari nafkah utama. Percayakan pengelolaan keuangan pada suami anda dan bicarakan baik-baik karena to be honest…ada kecenderungan laki-laki lebih mudah menggunakan uang untuk tujuan2 diluar tujuan keluarga…waspadalah atas potensi penyelewengan ini. Tapi sebelum terbukti baiklah kita tidak berasumsi dan let’s think in a positive way.
Berbagi peran dengan asumsi bahwa pasangan kita tidak akan mampu melaksanakan peran tersebut hanya akan semakin membebani anda dan juga pasangan anda. Dan percayalah bahwa semuanya akan berantakan. Sesuatu yang akan memberikan semacam boost of ego bisa seperti ini,” Pah, kalau perencanaan keuangan kita bisa berhasil dengan baik, Papah bisa gunakan keuntungan finansial untuk liburan bersama atau kalau papah pingin beli sesuatu, pakai aja sebagian dari hasil keuntungan itu. Tapi kita harus punya standar mana yang bisa kita pakai untuk keperluan pribadi. Intinya semakin baik Papah mengelola keuangan, semakin banyak juga hasil yang Papah dan keluarga ini bisa nikmati.”
Dear Housewives, tujuan perencanaan keuangan adalah kemapanan financial jangka panjang. Seharusnya itu yang menjadi prioritas para orangtua. Setelah itu baru keuntungan yang dapat dinikmati. Laki-laki bisa menjadi seorang investor yang bersifat risk taker dengan potensi mendapatkan keuntungan yang berlipat, tapi harus dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan mengelola keuangan yang baik.
Nah jika switching role anda dapat berhasil dengan baik, saya yakin relasi anda dan suami akan lebih harmonis dan yang terpenting adalah anda berdua bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. That’s nothing in this world sweeter than a Wife and Husband try to achieve their goals together and stick to each other forever. Have a Nice Day all! Dan tidak lupa untuk mengucapkan Selamat Idul Fitri dan Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Jakarta, September 6th 2011